Yohanes
1:10-13
Yohanes mempertegas kembali bahwa Yesus tidak dikenal oleh dunia
dan ditolak oleh umat-Nya sendiri. Sangat ironis! Dari sejak dilahirkan sampai
akhir hayat-Nya, Yesus terus menerus ditolak. Tetapi puji Tuhan! Yesus Kristus
datang tidak bergantung pada respons penolakan atau penerimaan, karena Dia
datang justru untuk menerima manusia dalam rencana penyelamatan Allah.
Peristiwa pengutusan Kristus oleh Allah Bapa merupakan penetapan rencana
kekal-Nya, yang tidak dapat dibatalkan oleh dunia ciptaan-Nya, yaitu rencana
keselamatan di dalam diri anak-Nya yang pasti digenapi (Yoh. 3:16).
Keselamatan datang kepada orang berdosa lewat penerimaan dan
percaya kepada Kristus. Bagi Kristen, Kristus adalah anugerah Allah dan
satu-satunya kebenaran yang dapat dipercayai.
Apakah akibat jika seseorang percaya pada Yesus? Kata kerja ‘menerima’ (ayat 12) dengan jelas
mengungkapkan hubungan pribadi dengan Yesus. Inilah artinya percaya pada Yesus.
Yang diterima bukanlah suatu ajaran atau sistem keagamaan saja, melainkan juga
seorang Pribadi.
Percaya bukanlah sekadar persetujuan terhadap suatu dogma. Percaya
bukan hanya berarti menjadi anggota gereja. Percaya tidak sekadar bersifat
kognitif atau pengetahuan. Yang menjadi esensi, percaya berarti memiliki relasi
dengan Yesus. Hubungan dengan Yesus yang bersifat pribadi dan dinamis. Karena
Yesus adalah objek iman.
Percaya pada Yesus membawa akibat yang luar biasa! Orang yang
percaya pada Yesus diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah (ayat 12). Siapa saja yang
dapat menjadi anak-anak Allah? Istilah ‘semua orang’ dalam (ayat 12) dengan jelas
menunjuk ruang tanpa batas. Apakah kaya atau miskin, tua atau muda, laki-laki
atau perempuan, kulit putih atau hitam, semuanya dapat percaya pada Yesus.
Menerima atau percaya pada Yesus merupakan tindakan aktif manusia.
Dengan perkataan lain, percaya adalah perbuatan manusia. Namun, percaya juga
merupakan pemberian Allah (ayat 13). Ketika manusia dapat percaya pada Yesus, itu adalah tanda bahwa
ia telah dilahirkan dari Allah. Dengan perkataan lain, percaya adalah pekerjaan
Allah. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa percaya pada Yesus bukan
semata-mata pekerjaan manusia, melainkan juga pekerjaan Allah. Jadi, meskipun
percaya pada Yesus adalah perbuatan manusia, namun Allahlah yang mengakibatkan
manusia dapat percaya dan menjadi anak-anak Allah (Yoh.6:29).
Renungkan: Orang yang menyebut diri
Kristen dapat saja memiliki rasa dan tindakan keagamaan yang kuat. Namun
demikian, kesejatian kekristenan ditentukan terutama oleh kepercayaan pada
Yesus di dalam hubungan pribadi dengan Dia. Sudahkah Anda sungguh-sungguh
menyerahkan diri kepada Yesus, menerima-Nya sebagai Juruselamat dan Tuhan?
Hiduplah sebagai murid-Nya yang sejati!
0 comments:
Post a Comment