ARSITEK SEGALA SESUATU ADALAH ALLAH


 

Mazmur 127:1, “Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” Bdk. Ibr.3:4; bdk. 1Kor. 3:10


Alkitab menulis ada 2 jenis rumah yang di maksud :

1.      Rumah Tinggal (Hag. 1:4)

Pada Jaman Purbakala rumah yang paling umum berbentuk satu buah bilik. Bilik itu berukuran lebar dengan sudut yang lurus. Pada bilik itu ditemukan sebuah jendela dan sebuah pintu. Fundasi dibuat dari batu alam asli, penyangga tiang dari batu, di atasnya dipasangi tembok tanah liat yang dibuat dengan batu bata yang tidak dibakar. Atap rumah dibuat merata. 


Rumah-rumah besar mempunyai lebih banyak kamar, yang dibuat mengelilingi sebuah taman dalam dan mempunyai sebuah tingkat atas (Hak 3:20; 2Sam 19:1; Yer 22:14). Pada zaman besi-skhir diadakan penyesuaian pada kebiasaan Siro-Fenesia. Orang membuka dinding dengan tiang saka. Dengan perubahan ini, corak rumah dengan taman masih tetap dapat dipertahankan. Pada zaman helenis muda timbul tiang-tiang stucco (semacam semen) dan lantai mosaik. Pada zaman Romawi ditemukan langit-langit yang berkubah.

           a. Sudah ada sejak zaman purbakala. Kej 12:1; 19:3
           b. Memerlukan dasar yang dalam dan kuat. Mat 7:24; Luk 6:48
           c. Kadang-kadang didirikan tanpa dasar. Mat 7:26; Luk 6:49

2.      Rumah Doa/Tuhan (Yes.56:7; Mrk.11:17)

             Yesus menjelaskan bahwa rumah Allah dimaksudkan menjadi rumah doa, tempat di  mana umat Allah dapat berjumpa dengan Dia dalam pengabdian, doa dan penyembahan rohani Rumah Allah tidak boleh dinajiskan dengan menjadikannya tempat untuk meningkatkan status sosial, keuntungan keuangan atau hiburan. Kapan saja rumah Allah dipakai oleh orang yang berpikiran duniawi, maka rumah Allah kembali menjadi "sarang penyamun". (1kor. 3:16; 6:19; Hag. 1: 2; Yud. 1:20).



0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © GPdI Tanah Merah. Original Concept and Design by My Blogger Themes