Kejadian 3:8-24
Ketika Tuhan
berjalan-jalan di taman, langkah-langkah Allah terdengar bagaikan jejak-jejak
penghakiman bagi manusia yang baru makan buah curian. Mereka bersembunyi. Allah
bertanya kepada manusia, "Di manakah engkau?" Dua hal bisa kita amati
di sini.
1.
Hubungan antara Allah dan manusia setelah kejatuhan dimulai dengan
pertanyaan Allah kepada manusia. Pahamilah bahwa ketika kita jatuh ke dalam
dosa, Allah menanyakan di mana diri kita.
2. Arti dari "di mana" bukan hanya geografis, tetapi
menanyakan posisi. Di mana posisi manusia setelah jatuh ke dalam dosa? Apakah
ia memihak atau melawan Allah?
Adam menyalahkan
Allah karena menciptakan wanita, dan Adam menyalahkan Hawa karena membuatnya
jatuh ke dalam dosa. Yang satu (ayat 2:24) tidak lagi satu, terputus oleh
pertikaian. Hawa menyalahkan ular. Ular tak bisa menyalahkan siapa-siapa.
Ternyata memang ia memperdayakan Hawa. Lalu, mereka dihukum. Kalau Adam berasal
dari debu, maka ia akan kembali kepada debu. Pekerjaannya akan menjadi lebih
sulit. Kalau Hawa berasal dari Adam, ia akan ditundukkan oleh Adam, dan
kesulitan melahirkan. Ular akan merayap di tanah, sebuah kehinaan. Manusia
terpisah dari Allah, dari sesamanya, dari dirinya, dan dari alam.
Dalam proses
kejatuhan manusia, ular (binatang) seakan-akan menjadi berada di atas manusia.
Tuhan menjanjikan bahwa posisi ini akan dibalik: manusia akan menang terhadap
binatang (ayat 15). Ayat ini bisa kita tafsirkan menuju penggenapan kemenangan
Kristus melawan dosa dan Iblis. Lalu manusia diusir keluar dari taman Eden.
Kemudian, Allah membuatkan mereka "pakaian" dari kulit binatang,
suatu tanda bahwa hanya darah yang bisa menyelamatkan mereka dari
ketelanjangan.
Renungkan: Pakaian Anda yang
indah menunjukkan keberdosaan Anda. Hanya darah Kristus yang bisa menutupi
ketelanjangan Anda dan membasuh kecemaran Anda!
0 comments:
Post a Comment