2Samuel 7:18-29
Temperatur
rohani seorang Kristen dapat diukur melalui kehidupan doanya. Yang dimaksud di
sini bagaimana doa itu dipanjatkan, sungguh-sungguh, berkualitas dan diperkenan
oleh Tuhan. Dalam bacaan kita hari ini, kita akan melihat doa Daud dan belajar
untuk meningkatkan kualitas doa kita.
1. Doa
Daud mengandung unsur kontras (ayat 18-21). Ia membedakan dirinya yang begitu
kecil dengan Tuhan yang begitu agung. Setelah mendengar perkataan-perkataan
Natan sebelumnya, Daud tidak dapat menahan diri untuk merasa kagum karena Daud
mengakui bahwa ia tidak berjasa sedikit pun untuk mendapatkan posisinya yang
sekarang. Semuanya adalah belas kasihan Allah.
2. Doa
Daud mengandung unsur doksologi atau pujian yang memuliakan Allah (ayat 22-24).
Kesadaran Daud tidak membuatnya menjadi kelu dan bisu, namun justru membuatnya
mengagungkan Allah, bahwa Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan allah-allah
lainnya. Hal ini sekaligus juga membuat Israel sebagai bangsa yang khusus
karena Allahnya khusus. Bangsa Israel perlu juga berdoa seperti Daud berdoa,
merayakan kebesaran dan kebaikan Yahweh.
3. Sikap
Daud tidak minder atau malu di hadapan Allah. Setelah ia menaikkan pujiannya,
Daud meneruskan dengan permohonan (ayat 25-29). Tuhan memang tidak perlu
memberikan anugerah-Nya yang begitu besar kepada Daud. Namun, Daud berharap
agar janji Allah tersebut ditepati selama-lamanya.
Doa yang berani ini adalah
respons yang pantas setelah ia mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan Natan
sebelumnya. Seperti leluhurnya, Yakub (Kej. 32:26), Daud tidak akan membiarkan Tuhan
pergi sebelum ia mendapatkan berkat-Nya. Dengan demikian, di dalam doa ini,
Daud makin memahami siapa dirinya dan siapa Allah yang disembahnya.
Renungkan:
Belajarlah hari ini untuk mengontraskan diri Anda dengan Allah, memuji
kebesaran dan kasih-Nya, dan memohon dengan berani agar janji pemeliharaan-Nya
bagi hidup Anda terwujud.
0 comments:
Post a Comment